Selasa, 10 Juli 2012

Mari Bersiap-siap Menyambut Ramadhan, Bagaimana Caranya?



Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Ramadhan adalah bulan kebaikan dan keberkahan. Pahala amal di dalamnya dilipatgandakan melebihi hari-hari pada bulan selainnya. Syetan dibelenggu. Pintu-pintu surga dibuka. Sementara pintu-pintu neraka ditutup. Maka sepantasnya kita (kaum muslimin) menyambut Ramadhan dengan penuh semangat. Sebagimana musafir yang menyiapkan bekal perjalannya. Seorang profesional yang menyiapkan keahliannya dengan diklat dan pelatihan-pelatihan. Dan perlu diketahui, sesungguhnya syetan juga menyiapkan godaan-godaan -sebelum ia dibelenggu- dengan berbagai program-program melalaikan, seperti: sinetron, film-film, permainan-permainan, dan semisalnya. Oleh karenanya, kaum muslimin harus benar-benar dalam mengadakan persiapan menyambut Ramadhan ini. Sungguh bahagia orang yang bisa memanfaatkan Ramadhan dari hari pertama sampai terakhirnya.

Bagaimana Menyambut Ramadhan 

Pertama, dengan doa. Kita berdoa kepada Allah agar menyampaikan umur kita kepada bulan yang mulia ini. Para ulama salaf telah melakukannya. Mereka berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan Ramadhan, lalu enam bulan sesudahnya mereka berdoa agar amal Ramadhan mereka diterima. Karenanya, kita berdoa kepada Allah agar membantu kita dalam mempersiapkan bekal terbaik menyambut Ramadhan dan dalam menjalankan amal-amal shalih fi Syahrin karim (di bulan yang mulia ini).
Kedua, dengan menjaga hati terhadap kaum muslimin. Yakni jangan sampai ada kebencian dan permusuhan antara kita dan saudara muslim kita. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مَشَاحِن

"Sesungguhnya Allah menilik pada malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang cekcok/meninggalkan jama'ah." (HR. Ibnu Majah dan dihassankan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 1144 dan Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1016)

Ketiga, Menyambut Ramadhan dengan puasa. Ini termasuk sunnah berdasarkan hadits Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata, “Wahai Rasulullah! aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan dari bulan-bulan yang ada sebagaimana puasamu pada bulan Sya’ban.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka saat amalanku dinaikkan aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Al Nasa’i. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan, lihat: Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1012).

Keempat, memperhatikan amal-amal wajib, seperti shalat berjamaah lima waktu sehingga saat Ramadhan tiba tidak ada pahala besar yang luput dari kita. Usahakan sekuat tenaga, jangan sampai ada dosa yang menghambat mengalirnya pahala.

Kelima, membiasakan shalat malam, doa, tilawatul Qur'an sehingga kita tidak melemah di pertengahan jalan. Perlu juga disiapkan waktu khusus untuk tilwataul Qur'an, baik sesudah shalat atau sebelumnya, antara maghrib dan Isya', atau waktu-waktu selainnya.

Keenam, membaca dan mempelajari hukum-hukum puasa dari berbagai kitab, kaset rekaman ceramah para ulama dan dai.

Ketujuh, persiapan untuk dakwah dengan sarana-sarana yang memungkinkan. Misalnya, mengadakan kajian-kajian, menyebarkan buletin dakwah, membagi buku-buku keislaman dan selainnya. Semoga dengan itu banyak orang mendapat petunjuk sehingga kita mendapat pahala dari amal-amal yang mereka kerjakan.

Kedelapan, membiasakan diri dengan akhlak baik dan menjauhi akhlak-akhlak tercela. Ini bisa dengan merujuk kepada kitab-kitab suluk (akhlak) dan bertanya kepada orang-orang shalih perihal akhlak mulia yang diagungkan dalam Islam.

Kesembilan, membuat jadwal kegiatan di Ramadhan, seperti kapan membaca Al-Qur'an, kapan berkunjung ke saudara atau kawan, kapan bersilaturahim, kapan memberikan santunan, sedekah dan semisalnya.

Kesepuluh, ikut andil dalam memberikan hidangan berbuka. Ini bisa dengan mengusulkan kepada pengurus masjid untuk mengadakan buka puasa bersama. Minimal, sekali selama Ramadhan. Lebih baik lagi kalau bisa setiap hari.

Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita mendapai Ramadhan di tahun ini. Memberi taufiq untuk beramal shalih dan berbuat kebajikan sebayak-banyaknya di bulan yang mulia. Memberkahi umur dan waktu kita untuk menghiasinya dengan nilai-nilai hasanah di bulan berkah. Amiin!! [PurWD/voa-islam.com]