Ditulis oleh Ahmad Zainuddin, Lc | ||||||||||||||
Allah telah menjanjikan kelebihan kepada mereka yang menghafal al Quran seperti yang digambarkan di bawah.
1.MEREKA ADALAH KELUARGA ALLAH Subhanahu wata'ala
Sabda Rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari
Anas ra. Ia berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda, "Sesungguhnya
Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia." Kemudian Anas
berkata lagi, lalu Rasulullah Shalallahualaihi wassalam; bertanya: "Siapakah mereka itu wahai
Rasulullah. Baginda menjawab: "Iaitu ahli Quran (orang yang membaca
atau menghafal Al- Quran dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga
Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.
2.DI TEMPATKAN SYURGA YANG PALING TINGGI
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari
Abdullah Bin Amr Bin Al Ash ra dari nabi Shalallahualaihi wassalam;, baginda bersabda;
Diakhirat nanti para ahli Al Quran di perintahkan, "Bacalah dan naiklah
kesyurga. Dan bacalah Al Quran dengan tartil seperti engkau membacanya
dengan tartil pada waktu di dunia. Tempat tinggal mu di syurga
berdasarkan ayat paling akhir yang engkau baca."
3.AHLI AL QURAN ADALAH ORANG YANG ARIF DI SYURGA
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam; "Dari Anas ra. Bahawasanya Rasulullah Shalallahualaihi wassalam;. bersabda; "Para pembaca Al Quran itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni syurga,"
4.MENGHORMATI ORANG YANG MENGHAFAL AL QURAN BERERTI MENGAGUNGKAN ALLAH Subhanahu wata'ala
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam; "Dari Abu
Musa Al Asya'ari ra.ia berkata bahawasanya Rasulullah Shalallahualaihi wassalam;. bersabda:
"Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam
yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal Al-Quran yang tidak
berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Quran
tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil."
5.HATI PENGHAFAL AL-QURAN TIDAK DI SEKSA
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
" Dari Abdullah Bin Mas'ud ra. Dari nabi Shalallahualaihi wassalam; baginda bersabda: " bacalah Al Quran kerana Allah tidak akan menyeksa hati orang yang hafal al-quran.
Sesungguhanya
Al -Quran ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan
aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Quran maka hendaklah ia
bergembira."
6.MEREKA LEBIH BERHAK MENJADI IMAM DALAM SOLAT
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari
Ibnu Mas'ud ra. Dari Rasulullah Shalallahualaihi wassalam; beliau bersabda; "yang menjadi
imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca Al
Quran."
7.DISAYANGI RASULULLAH Shalallahualaihi wassalam;
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari Jabir Bin Abdullah ra. Bahawa nabi s.a.w menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad.
Kemudian
nabi Shalallahualaihi wassalam; bertanya, "dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal
Al Quran?" apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah
satunya, maka nabi s.a.w memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang
lahad."
8.DAPAT MEMBERIKAN SYAFAAT KEPADA KELUARGA
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari Ali
Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah ia berkata, "Barangsiapamembaca Al
Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam syurga dan
memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana
mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka."
9.PENGHAFAL AL QURAN AKAN MEMAKAI MAHKOTA KEHORMATAN
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari Abu
Hurairah ra.dari nabi Shalallahualaihi wassalam; baginda bersabda: "orang yang hafal Al
Quran nanti pada hari kiamatnanti akan datang dan Al Quran akan berkata;
"Wahai Tuhan ,pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru." Maka
orang tersebut di berikan mahkota kehormatan. Al Quran berkata lagi:
"Wahai
Tuhan tambahlah pakaiannya." Maka orang itu di beri pakaian
kehormatannya. Al Quran lalu berkata lagi, "Wahai Tuhan, redailah dia."
Maka kepadanya di katakan; "Bacalah dan naiklah." Dan untuk setiap ayat,
ia di beri tambahan satu kebajikan."
10.HAFAL AL QURAN MERUPAKAN BEKAL YANG PALING BAIK.
Sabda rasulullah sShalallahualaihi wassalam;
"Dari jabir
bin nufair, katanya rasulullah Shalallahualaihi wassalam; bersabda; "Sesungguhnya kamu
tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling
baik daripada sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu Al Quran.
11.ORANG TUA MEMPEROLEHI PAHALA KHUSUS JIKA ANAKNYA PENGHAFAL AL QURAN.
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari Buraidah
Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
bersabda: "Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya
ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud
seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: "Apakah anda
mengenalku?".
Penghafal
tadi menjawab; "saya tidak mengenal kamu." Al Quran berkata; "saya
adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang
panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap
pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada
hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Quran tadi di
beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya,
serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang
tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di
bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu
bertanya: "kenapa kami di beri dengan pakaian begini?". Kemudian di
jawab, "kerana anakmu hafal Al Quran."
Kemudian
kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, "bacalah dan naiklah
ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya." Maka ia pun terus naik
selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)
12.AKAN MENEMPATI TINGKATAN TERTINGGI DI DALAM SYURGA.
Sabda rasulullah Shalallahualaihi wassalam;
"Dari Sisyah
ra ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shalallahualaihi wassalam; bersabda; jumlah
tingkatan-tingkatan syurga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Quran. Maka
tingkatan syurga yang di masuki oleh penghafal Al Quran adalah tingkatan
yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.
Semoga dengan memahami hal ini, kita semua bisa lebih terpacu untuk bisa menghafal Al Qur’an setiap harinya, semampu kita.
www.ahmadzainuddin.com
|
Rabu, 11 Juli 2012
KEUTAMAAN PENGHAFAL QURAN (HAFIDZ)
Berbenah Diri Untuk Penghafal Al-Qur’an
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjamin
kemurnian Al-Qur‘ân telah memudahkan umat ini untuk menghafal dan mempelajari
kitab-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya agar membaca
ayat-ayat-Nya, merenungi artinya, dan mengamalkan serta berpegang teguh dengan
petunjukNya.
Dia Subhanahu wa
Ta’ala telah menjadikan hati para hamba yang shalih sebagai wadah untuk
memelihara firman-Nya. Dada mereka seperti lembaran-lembaran yang menjaga
ayat-ayat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Sebenarnya, Al-Qur‘ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di
dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari
ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim … (Qs al-Ankabût/29:49).
Dahulu, para sahabat Radhiallahu’anhum yang mulia dan
Salafush-Shalih, mereka berlomba-lomba menghafal Al-Qur‘ân, generasi
demi generasi. Bersungguh-sungguh mendidik anak-anak mereka dalam
naungan Al-Qur‘ân, baik belajar maupun menghafal disertai dengan
pemantapan ilmu tajwid, dan juga mentadabburi yang tersirat dalam Al-Qur‘ân, (yaitu) berupa janji dan ancaman.
Berikut ini adalah nasihat yang disampaikan oleh Dr. Anis Ahmad Kurzun diangkat dari risalah beliau Warattilil Qur’âna Tartîla, dan diterjemahkan oleh al-Akh Zakariyya al-Anshari. Pembahasan ini menyangkut metode-metode, sebagai bekal dalam meraih kemampuan untuk dapat menghafal Al-Qur‘ân secara baik.
Karena, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali
Rahimahullah , bahwasanya dahulu, para salaf mewasiatkan agar
betul-betul memperbagus dan memperbaiki amalan (membaca dan menghafal
Al-Qur‘ân, Red.). Bukan hanya sekedar memperbanyak (membaca dan menghafalnya, Red.),
karena amalan yang sedikit disertai dengan memperbagus dan
memantapkannya, itu lebih utama daripada amalan yang banyak tanpa
disertai dengan pemantapan. Lihat Risalah Syarah Hadits Syaddâd bin Aus, karya Ibnu Rajab, hlm. 35.
Mudah-mudahan dengan kedatangan bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan
ini, dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan perhatian kita kepada
Al-Qur‘ân, mempelajarinya, mentadabburi, memperbaiki bacaan, dan menghafalnya.
SATU Ikhlas, Kunci Ilmu dan Pemahaman
Jadikanlah niat dan tujuan menghafal untuk mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan selalu ingat bahwasanya yang sedang Anda
baca ialah Kalamullah. Berhati-hatilah Anda dengan faktor yang menjadi
pendorong dalam menghafal, apakah untuk meraih kedudukan di
tengah-tengah manusia, ataukah ingin memperoleh sebagian dari keuntungan
dunia, upah dan hadiah? Allah tidak menerima sedikit pun dari amalan
melainkan apabila ikhlas karena-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dan (menjalankan) agama dengan
lurus. (Qs al-Bayyinah/98:5).
DUA Menjauhi Maksiat dan Dosa
Hati yang penuh dengan kemaksiatan dan sibuk dengan dunia, tidak ada
baginya tempat cahaya al-Qur’ân. Maksiat merupakan penghalang dalam
menghafal, mengulang dan mentadabburi Al-Qur‘ân. Adapun godaan-godaan
setan dapat memalingkan seseorang dari mengingat Allah. Sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. (Qs al-Mujâdilah/58:19).
‘Abdullah bin Al-Mubarâk meriwayatkan dari adh-Dhahhak bin Muzâhim,
bahwasanya dia berkata;”Tidak seorang pun yang mempelajari Al-Qur`ân
kemudian dia lupa, melainkan karena dosa yang telah dikerjakannya.
Karena Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala : (Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri)
–Qs asy- Syûra/42 ayat 30- . Sungguh, lupa terhadap Al-Qur`ân merupakan
musibah yang paling besar.1
Ketahuilah, Imam asy-Syafi’i yang terkenal dengan kecepatannya
menghafal, pada suatu hari ia mengadu kepada gurunya, Waqi‘, bahwa
hafalan Al-Qur‘ânnya lambat. Maka gurunya memberikan terapi mujarab,
agar ia meninggalkan maksiat dan mengosongkan hati dari segala hal yang
dapat memalingkannya dari Rabb. Imam asy-Syafi’i berkata:
Saya mengadu kepada Waqi’ buruknya hafalanku,
maka dia menasihatiku agar meninggalkan maksiat.
Dan ia mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya,
dan cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diberikan kepada pelaku maksiat.
maka dia menasihatiku agar meninggalkan maksiat.
Dan ia mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya,
dan cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diberikan kepada pelaku maksiat.
Imam Ibnu Munadi berkata,”Sesungguhnya menghafal memiliki beberapa
sebab (yang membantu). Di antaranya, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal
yang tercela. Hal itu dapat terwujud, apabila seseorang mencegah diri
(dari keburukan, Pent.) Pent.), menghadap kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan ridha, memasang telinganya, dan pikirannya bersih dari ar-râin.”2
Yang dimaksud dengan ar-râ‘in, ialah sesuatu yang menutupi hati dari keburukan maksiat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (Qs al-Muthaffifin/83:14).
Barang siapa menjauhkan dirinya dari kemaksiatan, niscaya Allah
Subhanahu wa Ta’ala membukakan hatinya untuk selalu mengingat-Nya,
mencurahkan hidayah kepadanya dalam memahami ayat-ayat-Nya, memudahkan
baginya menghafal dan mempelajari Al-Qur‘ân, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala :
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs al-’Ankabût/29:69).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah telah membawakan perkataan Ibnu Abi
Hâtim berkaitan dengan makna ayat ini: “Orang yang melaksanakan apaapa
yang ia ketahui, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya
petunjuk terhadap apa yang tidak ia ketahui”.3
TIGA Memanfaatkan Masa Kanak-Kanak dan Masa Muda
Saat masih kecil, hati lebih fokus karena sedikit kesibukannya.
Dikisahkan dari al-Ahnaf bin Qais, bahwasanya ia mendengar seseorang
berkata:
“Belajar pada waktu kecil, bagaikan mengukir di atas batu”. Maka
al-Ahnaf berkata,”Orang dewasa lebih banyak akalnya, tetapi lebih sibuk
hatinya.”4
Seharusnya siapa pun yang telah berlalu masa mudanya supaya tidak
menyia-nyiakan waktu untuk menghafal. Jika ia konsentrasikan hatinya
dari kesibukan dan kegundahan, niscaya ia akan mendapatkan kemudahan
dalam menghafal Al-Qur‘ân, yang tidak dia dapatkan pada selain
Al-Qur‘ân. Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur‘ân untuk pelajaran, maka adakah yang mau mengambil pelajaran? (Qs al-Qomar/54:17).
Demikianlah di antara keistimewaan Al-Qur‘ân. Perlu Anda ketahui,
tatkala manusia telah mencapai usia tua, saraf penglihatannya akan
melemah. Kadangkala dia tidak mampu membaca Al-Qur‘ân yang ada di
mushaf. Dengan demikian, yang pernah dihafal dalam hatinya, akan dia
dapatkan sebagai perbendaharaan yang besar. Dengannya ia membaca dan
bertahajjud. Tetapi jika sebelumnya ia tidak pernah menghafal Al-Qur‘ân
sedikit pun, maka alangkah besar penyesalannya.
EMPAT Memanfaatkan Waktu Semangat dan Ketika Luang
Tidak sepantasnya bagi Anda, wahai pembaca, menghafal pada saat
jenuh, lelah, atau ketika pikiran Anda sedang sibuk dalam urusan
tertentu. Karena hal itu dapat mengganggu kosentrasi menghafal. Tetapi
pilihlah ketika semangat dan pikiran tenang. Alangkah bagus, jika waktu
menghafal (dilakukan) ba’da shalat Subuh. Saat itu merupakan sebaik-baik
waktu bagi orang yang tidur segera.
LIMA Memilih Tempat yang Tenang
Yaitu dengan menjauhi tempat-tempat ramai, bising. Sebab, hal itu
akan mengganggu dan membuat pikiran bercabang-cabang. Maka ketika Anda
sedang berada di rumah bersama anakanak, atau (sedang) di kantor, di
tempat bekerja, di tengah teman-teman, jangan mencoba-coba menghafal
sedangkan suara manusia di sekitar Anda. Atau di tengah jalan ketika
sedang mengemudi, di tempat dagangan ketika transaksi jual beli.
Ingatlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya … (Qs al-Ahzab/33:4).
Sebaik-baik tempat yang Anda pilih untuk menghafal ialah rumah-rumah
Allah (masjid) agar mendapatkan pahala berlipat ganda. Atau di tempat
lain yang tenang, tidak membuat pendengaran dan penglihatan Anda sibuk
dengan yang ada di sekitar Anda.
ENAM Kemauan dan Tekad yang Benar
Kemauan yang kuat lagi benar sangat mempengaruhi dalam menguatkan
hafalan, memudahkannya, dan dalam berkonsentrasi. Adapun seseorang yang
menghafal karena permintaan orang tua atau gurunya tanpa didorong oleh
kemauannya sendiri, ia tidak akan mampu bertahan. Suatu saat pasti akan
tertimpa penyakit futur (penurunan semangat).
Keinginan bisa terus bertambah dengan motivasi, menjelaskan pahala
dan kedudukan para penghafal Al-Qur‘ân, orang yang selalu bersama
Al-Qur‘ân, dan membersihkan jiwa yang berlomba dalam halaqah, di rumah
atau di sekolah. Tekad yang benar akan menghancurkan godaan-godaan
setan, dan dapat menahan jiwa yang selalu memerintahkan keburukan.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata:
Barang siapa memiliki tekad yang benar, setan pasti akan putus
asa (mengganggunya). Kapan saja seorang hamba itu ragu-ragu, setan akan
mengganggu dan menundanya untuk melaksanakan amalan, serta akan
melemahkannya.5
TUJUH Menggunakan Panca Indra
Kemampuan dan kesanggupan seseorang dalam menghafal berbeda-beda.
Begitu juga kekuatan hafalan seseorang dengan yang lainnya
bertingkat-tingkat. Akan tetapi, memanfaatkan beberapa panca indra dapat
memudahkan urusan dan menguatkan hafalan dalam ingatan.
Bersungguh-sungguhlah, wahai Pembaca, gunakanlah indra penglihatan,
pendengaran dan ucapan dalam menghafal. Karena masing-masing indra
tersebut memiliki sistem tersendiri yang dapat mengantarkan hafalan ke
otak. Apabila metode yang digunakan itu banyak, maka hafalan menjadi
semakin kuat dan kokoh.
Adapun caranya, yaitu Anda mulai terlebih dahulu membacanya dengan
suara keras, apa yang hendak dihafalkan, sedangkan Anda melihat ke
halaman yang sedang Anda baca. Dengan terus melihat dan mengulanginya
sampai halaman tersebut terekam dalam memori Anda. Sertakan pendengaran
Anda dalam mendengarkan bacaan, lalu merasa senang. Apalagi jika Anda
membaca dengan suara senandung yang disukai oleh jiwa.
Seseorang yang menghafal Al-Qur‘ân dengan melihat mushaf, sedangkan
ia diam, atau dengan cara mendengarkan kaset murottal tanpa melihat
mushaf, atau merasa cukup ketika menghafal hanya membaca dengan suara
lirih, maka semua metode ini tidak mengantarnya mencapai tujuan dengan
mudah.
Perlu Anda ketahui, bahwasanya (dalam menghafal) manusia ada dua macam.
- Orang yang lebih banyak menghafal dengan cara mendengar daripada menghafal dengan melihat mushaf. Ingatannya ini disebut Sam’iyyah (pendengaran).
- Orang yang lebih banyak menghafal dengan cara melihat. Apabila ia membaca satu penggal ayat Al-Qur‘ân (akan) lebih bisa menghafal daripada (hanya dengan) mendengarkannya. Ingatannya ini disebut Bashariyyah (penglihatan).
Apabila Anda termasuk di antara mereka, maka sebelum menghafal, perbanyaklah membaca ayat dengan melihat mushaf dalam waktu yang lebih lama. Kemudian tutuplah mushaf dan tulis ayat-ayat yang baru saja Anda hafal dengan tangan. Setelah itu cocokkan yang Anda tulis dengan mushaf,
agar Anda mengetahui mana yang salah, dan tempattempat hafalan yang
lemah, sehingga Anda dapat mengulangi untuk memantapkannya.
Jika Anda memperhatikan bahwa Anda selalu salah dalam satu kalimat
tertentu atau lupa setiap kali mengulangnya, maka tanamkan kalimat
tersebut dalam memori Anda dengan membuat kalimat serupa yang Anda
ketahui. Dengan demikian, Anda akan mengingat kalimat tersebut dengan
kalimat yang Anda buat.
Imam Ibnu Munadi telah menunjukkan kepada kita masalah ini dengan
perkataannya: “Seorang guru hendaklah mempraktekkan metode ini kepada
murid. Yaitu memerintahkannya agar mengingat nama, atau sesuatu yang dia
ketahui yang serupa dengan kalimat al-Qur`ân yang ia selalu lupa,
sehingga akan menjadikannya ingat, insya Allah.”6
Kemudian beliau berdalil dengan perkataan Ali Radhiallahu’anhu kepada
Abu Musa Radhiallahu’anhu : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam memerintahkan agar aku memohon petunjuk dan kebenaran
kepada Allah. Lalu aku mengingat kalimat (petunjuk) dengan (petunjuk
jalan), dan aku mengingat (kebenaran) dengan (membetulkan busur)”.7
DELAPAN Membatasi Hanya Satu Cetakan Mushaf
Bagi para penghafal, utamakan memilih cetakan mushaf, yang
diawali pada tiap-tiap halamannya permulaan ayat dan diakhiri dengan
akhir ayat. Ini memiliki pengaruh sangat besar dalam menanamkan bentuk
halaman dalam memori (ingatan), dan mengembalikan konsentrasi terhadap
halaman tersebut ketika mengulang. Jika cetakan mushaf berbeda-beda,
akan menimbulkan ingatan halaman dalam otak berbeda-beda, dan akan
membuyarkan hafalannya, serta tidak bisa konsentrasi.
Begitu pula saya wasiatkan kepada saudaraku agar bersungguh-sungguh menggunakan mushaf saku, atau mushaf
yang terdiri dari beberapa bagian, sesuai dengan cetakan mushaf yang
sedang Anda hafal. Ini merupakan hal yang sangat baik. Setiap kali Anda
mendapatkan waktu luang dan semangat, dimana pun Anda berada, supaya
segera memanfaatkan waktu tersebut untuk menghafal hafalan baru, atau
mengulang hafalan lama.
SEMBILAN Pengucapan yang Betul
Setelah Anda memilih waktu, tempat yang sesuai dan membatasi hanya satu cetakan mushaf
yang hendak Anda hafal, maka wajib bagi Anda membetulkan pengucapan dan
mengoreksi kalimat-kalimat Al-Qur‘ân kepada seorang guru yang mutqin
(ahli) sebelum mulai menghafal. Atau dengan cara mendengarkannya
melalui kaset murattal seorang qari‘. Hal ini supaya Anda terjaga dari
kekeliruan. Karena apabila kalimat yang telah Anda hafal itu salah, akan
sulit bagi Anda membetulkannya setelah terekam dalam memori.
Imam Ibnu Munadi berkata,”Ketahuilah, menghafal itu memiliki beberapa
sebab. Di antaranya, seseorang membaca kepada orang yang lebih banyak
hafalannya, karena orang yang dibacakan kepadanya lebih mengetahui
kesalahan daripada orang yang membaca.”8
Wahai saudaraku, bersungguh-sungguhlah menghadiri majlis-majlis tahfizhul-Qur‘ân,
bertatap muka dengan para hafizh dan guruguru yang mutqin, agar Anda
terhindar dari kesalahan dan dapat menghafal dengan landasan yang kokoh.
Saya wasiatkan juga kepada saudaraku para pengajar Al-Qur‘ân, di
masjid-masjid, di sekolah-sekolah agar bersungguh-sungguh membetulkan
bacaan para murid pada ayat-ayat yang hendak mereka hafal, dan
mengarahkan mereka supaya betul-betul mengoreksi kalimatkalimat
Al-Qur‘ân yang sering terjadi padanya kesalahan. Begitu juga seorang
guru meminta kepada para muridnya agar selalu mengulangulang hafalan
kepada sesama teman untuk menjaga mereka dari kemungkinan terjadinya
kesalahan.
SEPULUH Hafalan yang Saling Bersambung
Jangan lupa, wahai saudaraku! Jadikanlah hafalan Anda saling
berkaitan. Setiap kali Anda menghafal satu ayat kemudian merasa telah
lancar, maka ulangilah membaca ayat tersebut dengan ayat sebelumnya.
Kemudian lanjutkan menghafal ayat berikutnya sampai satu halaman dengan
menggunakan metode ini.
Disamping itu, apabila Anda telah menghafal satu halaman, maka harus
membacanya kembali sebelum meneruskan ke halaman berikutnya. Begitu pula
apabila hafalan Anda sudah sempurna satu surat, hendaklah menggunakan
metode tadi, agar rangkaian ayatayat itu dapat teringat dalam memori
Anda. Sungguh, jika tidak menggunakan metode ini, membuat hafalan Anda
tidak terikat. Dan ketika menyetor hafalan, Anda akan membutuhkan
seorang guru yag selalu mengingatkan permulaan tiap-tiap ayat. Begitu
juga akan membuat Anda mengalami kesulitan ketika muraja‘ah hafalan.
SEBELAS Memahami Makna Ayat
Di antara yang dapat membantu Anda menggabungkan ayat dan mudah dalam
menghafal, yaitu terus-menerus meruju‘ kepada kitab-kitab tafsir yang
ringkas, sehingga Anda memahami makna ayat meskipun global. Atau paling
tidak, Anda menggunakan kitab Kalimatul Qura’ni Tafsiiru wa Bayan
karya Syaikh Hasanain Muhammad Makhlûf. Dengan mengetahui makna-makna
kalimat, dapat membantu Anda memahami makna ayat secara global.
DUA BELAS Hafalan yang Mantap
Sebagian pemuda membaca penggalan ayat, dua sampai tiga kali saja.
Lalu menyangka bahwa ia telah hafal. Lantas pindah ke penggalan ayat
berikutnya karena ingin tergesagesa disebabkan waktunya sempit, atau
karena persaingan di antara temannya, atau disebabkan desakan seorang
guru kepadanya. Perbuatan ini, sama sekali tidak benar dan tidak
bermanfaat. Sedikit tetapi terus-menerus itu lebih baik, daripada banyak
tetapi tidak berkesinambungan. Hafalan yang tergesa-gesa mengakibatkan
cepat lupa.
Fakta ini tersebar di kalangan para penghafal. Penyebabnya,
kadangkala seseorang merasa puas dan tertipu terhadap dirinya ketika
hanya mencukupkan membaca penggalan ayat beberapa kali saja. Apabila ia
merasa penggalan ayat tadi sudah masuk dalam ingatannya, maka ia beralih
ke ayat berikutnya. Dia menyangka, semacam ini sudah cukup baginya.
Faktor yang mendukung fakta ini, karena sebagian pengampu hafalan
mengabaikan persoalan ini ketika penyetoran hafalan. Padahal semestinya,
seorang penghafal tidak boleh berhenti menghafal dan mengulang dengan
anggapan bahwa ia telah hafal ayat-ayat tersebut. Bahkan ia harus
memantapkan hafalannya secara terus-menerus mengulang ayat-ayat yang
dihafalnya. Karena setiap kali mengulang kembali, akan lebih memperbagus
hafalannya, dan meringankan bebannya ketika muraja‘ah.
TIGA BELAS Terus-Menerus Membaca
Tetaplah terus membaca Al-Qur‘ân setiap kali Anda mendapatkan
kesempatan. Karena banyak membaca, dapat memudahkan menghafal dan
membuat hafalan menjadi bagus. Banyak membaca termasuk metode paling
utama dalam muraja‘ah.
Cobalah Anda perhatikan, sebagian surat dan ayat yang sering Anda
baca dan dengar, maka ketika menghafalnya, Anda tidak perlu bersusah
payah. Sehingga apabila seseorang telah sampai hafalannya pada ayat-ayat
tersebut, maka dengan mudah ia akan menghafalnya. Contohnya surat
al-Wâqi‘âh, al-Mulk, akhir surat al-Furqân, apalagi juz ‘amma dan beberapa ayat terakhir dari surat al-Baqarah.
(Dengan sering membaca), dapat dibedakan antara seorang murid (yang
satu) dengan murid lainnya. Barang siapa yang memiliki kebiasaan setiap
harinya selalu membaca dan memiliki target tertentu yang ia baca, maka
menghafal baginya (menjadi) mudah dan ringan. Hal ini dapat dibuktikan
dalam banyak keadaan. Ayat mana saja yang ingin dihafal, hampir-hampir
sebelumnya seperti sudah dihafal. Akan tetapi yang sedikit membaca dan
tidak membuat target tertentu setiap harinya untuk dibaca, ia akan
mendapatkan kesulitan yang besar ketika menghafal.
Perlu diketahui, wahai saudaraku! Membaca Al-Qur‘ân termasuk ibadah
paling utama dan mendekatkan diri kepada Allah. Setiap huruf yang Anda
baca mendapatkan satu kebaikan, dan kebaikan akan dilipatgandakan
menjadi sepuluh kebaikan. Sama halnya dengan banyak membaca surat-surat
yang telah dihafal, ia dapat menambah kemantapan hafalan dan tertanamnya
dalam memori. Khususnya pada waktu shalat, maka bersungguh-sungguhlah
Anda melakukan muraja‘ah yang telah dihafal dengan membacanya ketika
shalat. Ingatlah, qiyamullail (bangun malam) dan ketika shalat tahajjud
beberapa raka’at, Anda membaca ayat-ayat yang Anda hafal merupakan pintu
paling agung di antara pintu-pintu ketaatan, dan membuat orang lain
yang sulit menghafal menjadi iri terhadap apa yang Anda hafal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membimbing kita kepada
metode ini, yang merupakan kebiasaan orangorang shalih, supaya hafalan
Al-Qur‘ân kita menjadi kuat melekat, dan selamat dari penyakit lupa.
Dari Sahabat ‘Abdullâh bin ‘Umar Radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dan apabila shahibil-Qur‘ân (penghafal Al-Qur‘ân)
menghidupkan malamnya, lalu membaca Al-Qur‘ân pada malam dan sianganya,
niscaya ia akan ingat. Dan apabila dia tidak bangun, maka niscaya dia
akan lupa. (HR Muslim).
EMPAT BELAS Menghafal Sendiri
Sedikit Manfaatnya Karena kebiasaan manusia itu menundanunda amalan.
Setiap kali terlintas dalam pikirannya bahwa ia harus segera menghafal,
datang kepadanya kesibukan-kesibukan dan jiwa yang mendorongnya untuk
menunda amalan. Akibatnya membuat tekadnya cepat melemah. Adapun
menghafal bersama seorang teman atau lebih, mereka akan membuat
langkah-langkah tertentu. Masing-masing saling menguatkan antara yang
satu dengan lainnya, sehingga menumbuhkan saling berlomba di antara
mereka, serta memberi teguran kepada yang meremehkan. Inilah metode yang
dapat mengantarkan kepada tujuan, Insya Allah.
Cobalah perhatikan, betapa banyak pemuda telah menghafal sekian juz di halaqah tahfizhul- Qur’ân
di masjid, kemudian mereka disibukkan dari menghadiri halaqah ini.
Mereka menyangka akan (mampu) menyempurnakan hafalan sendirian saja, dan
tidak membutuhkan halaqah lagi. Tiba-tiba keinginan itu menjadi lemah
lalu )ia pun) berhenti menghafal. Yang lebih parah lagi, orang yang
seperti mereka kadang-kadang disibukkan oleh berbagai urusan dan
pekerjaan. Kemudian mereka tidak mengulang hafalan yang telah
dihafalnya. Hari pun berlalu, sedangkan semua hafalan mereka telah lupa.
Mereka telah menyia-nyiakan semua yang telah mereka peroleh.
Menghafal sendiri bisa membuka peluang pada diri seseorang terjerumus
ke dalam kesalahan saat ia mengucapkan sebagian kalimat. Tanpa ia
sadari, kesalahan itu terkadang terus berlanjut dalam jangka waktu yang
lama. Tatkala ia memperdengarkan hafalannya kepada orang lain atau
kepada seorang ustadz di halaqah, maka kesalahannya akan nampak.
Oleh karena itu, wahai saudaraku! Pilihlah menghafal bersama mereka
apa yang mudah bagi Anda untuk menghafalnya dari Kitabullâh, mengulang
hafalan Anda bersama mereka. Ini merupakan sebaik-baik perkumpulan
orangorang yang saling mencintai karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
LIMA BELAS Teliti Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat
Sangat penting untuk memperhatikan ayat-ayat mutasyabih
(serupa) di sebagian lafazh-lafazhnya, dan membandingkan ayat-ayat
mutasyabih itu di tempat-tempat (lainnya). Ketika Anda menghafalnya,
alangkah baik jika ayat-ayat mutasyabih itu disalin di buku yang khusus. Supaya letak ayat-ayat mutasyabih itu dapat Anda ingat ketika mengulangi membacanya.
Dapat dilihat pada sebagian penghafal yang tidak memperhatikan letak
ayat-ayat mutasyabih yang satu dengan lainnya. Sehingga mereka terjatuh
dalam kesalahan ketika menyetor hafalan, disebabkan tidak memperhatikan
letak ayat-ayat mutasyabih itu. Dalam hal ini, suatu ayat tertentu
membuat mereka menjadi ragu dikarenakan menyerupai dengan ayat pada
surat lain. Ketika membaca ayat-ayat tersebut, ternyata berpindah ke
surat berikutnya tanpa mereka sadari. Bisa jadi ketika menyetor hafalan,
kadangkala berpindah ke ayat mutasyabih yang ketiga atau keempat
apabila ayat mutasyabih itu ada di beberapa tempat. Oleh karena itu,
metode yang paling baik agar hafalan menjadi mantap, yaitu memusatkan
perhatian terhadap ayat-ayat yang sama antara satu dengan lainnya.
Curahkan kesungguhan dan fokuskan diri Anda dalam mencermatinya.
Para ulama telah menyusun berbagai kitab dalam masalah ini. Di antara kitab yang paling bagus. ialah kitab Mutasyabihul Quranil ‘Azhim karya Imam Abi al-Hasan bin al-Munadi wafat pada tahun 366 H, dan kitab Asraru Tikrari fil Quran karya seorang qari‘ handal, Muhammad bin Hamzah al-Karmani, seorang ulama abad kelima Hijriyah. Sebagian ulama juga menyusun Mandzumah Syi’riyyah (susunan bait-bait sya’ir) dalam masalah ini, untuk memudahkan para penuntut ilmu menghafalnya. Di antaranya, kitab Nudzhmu Mutasyabihil Quran karya Syaikh Muhammad at-Tisyiti, (ia) termasuk ulama abad kesebelas Hijriyah.
Imam Ibnu Munadi dalam menjelaskan pentingnya mengetahui letak
(tempat-tempat) ayat-ayat Al-Qur‘ân yang mutasyabih, (beliau) berkata:
“Mengetahui tempat-tempat ayat-ayat mutasyabih, sesungguhnya dapat
membantu menambah kekuatan hafalan seseorang, dan melatih orang yang
masih menghafal. Sebagian ahli qiraat telah membukukan hal ini, lalu
menyebutnya dengan al-mutasyabih, penolak dari buruknya hafalan”.9
Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah, wahai saudaraku dengan wasiat
dan bimbingan ini. Segeralah menghafal Kitabullâh, merenungi
ayat-ayatnya, dan berpegang teguh dengan petunjuknya, sebab Kitabullâh
merupakan cahaya yang nyata dan jalan yang lurus. Allah berfirman
Subhanahu wa Ta’ala :
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul
Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi
kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seidzin- Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Qs al-Mâidah/5:15-16).
_____________________________________________________________
(1) Fadha‘ilul-Qur‘ân, karya Ibnu Katsir, hlm. 147.
(2) Mutasyabihul- Qur‘ânil-’Azhim, karya Imam Ibnu Munadi, hlm. 25.
(3) Tafsir Ibnu Katsir (3/432).
(4) Adabud-Du-nya wad-Dîn, karya al Mawardi, hlm. 57.
(5) Risalah Syarah Hadits Syaddâd bin Aus, karya Imam Ibnu Rajab, hlm. 37.
(6) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, karya Ibnu Munadi, hlm. 56, secara ringkas.
(7) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 55, dan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahîhnya, no. 2725.
(8) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 25.
(9) Mutasyabihul-Qur‘ânil-Azhim, hlm. 59, secara ringkas.
(2) Mutasyabihul- Qur‘ânil-’Azhim, karya Imam Ibnu Munadi, hlm. 25.
(3) Tafsir Ibnu Katsir (3/432).
(4) Adabud-Du-nya wad-Dîn, karya al Mawardi, hlm. 57.
(5) Risalah Syarah Hadits Syaddâd bin Aus, karya Imam Ibnu Rajab, hlm. 37.
(6) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, karya Ibnu Munadi, hlm. 56, secara ringkas.
(7) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 55, dan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahîhnya, no. 2725.
(8) Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 25.
(9) Mutasyabihul-Qur‘ânil-Azhim, hlm. 59, secara ringkas.
Majalah As-sunnah Edisi Ramadhan (06-07)/Tahun XI/1428H/2
Sumber:http://bukhari.or.id
http://salafiyunpad.wordpress.com/ CARA MUDAH MENGHAFAL AL QUR’AN
Semoga Artikel kali ini bermanfaat dan dapat menambah semangat kaum
Muslimin untuk dapat menyelesaikan hafalan Al Qur’an yang mulia. Selamat
mencoba. [admin]
الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد ، وعلى آله وصحبه أجمعين
Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki
keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan.
Kami akan jelaskan metode ini dengan membawa contoh satu halaman dari
surat Al-Jumu’ah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali :
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali:
وَآَخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ
يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ
الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali:
قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ
أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali:
وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ
مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman Al-Qur’an.
Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap hari
agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Bagaimana cara menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah?
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses muraja’ah/pengulangan.
Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah hafalan Al-Quran
lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk mengulang
kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda dapati
diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan
terbaik (untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah
hafalan dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian terdiri dari
10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka ulangilah 4
halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah
mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah
dengan cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali untuk menambah
hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya tergantung
kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam
sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah
mencapainya, maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan
untuk mengulang 20 juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8
halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap hari
sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8
halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an, ulangilah 10 juz
pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz.
Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari
setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz
pertama. Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana
setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman
dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Bagaimana cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika saya telah menyelesaikan system muraja’ah diatas?
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak 2 juz.
Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan
Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini
selama satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki
hafalan yang mutqin/kokoh.
Apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam satu tahun?
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan muraja’ahnya,
jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat
sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjadikannya sebagai wirid
harian. Adalah wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7
bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus
bin Hudzaifah رحمه الله: Aku bertanya pada sahabat-sahabat Rasulullah –
صلى الله عليه وسلم – tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk
wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11
surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya
mereka membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.
Wirid Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – di singkat oleh para ulama
dengan perkataan: فمي بشوق (famii bisyauqi).
Dimana setiap huruf dari
kata ini merupakan surat awal dari kelompok surat yang dibaca setiap
hari.
Bagaimana membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip di dalam Al-Qur’an?
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah
dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu
perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah
tanda yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda
memuraja’ah, perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya
beberapa kali hingga anda mantap menghafal tentang kemiripan dan
perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah Subuh, dan
satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara ini,
maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh
dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2
halaman setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin
banyaknya ayat yang harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah karena hal
tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal seluruh Al-Quran,
hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan mushaf karena
hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan meningkatkan
kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir setiap
halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama biasanya masih
mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah Tajmi’
(fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang
atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase
cobaan yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil
kesempatan ini untuk menggoda anda agar berhenti dari menghafal
Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan rasa was-was syaithan tersebut dan
teruskan menghafal karena sesungguhnya itu adalah harta yang sangat
berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.
Sumber: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=342445 [mirror]
Artikel: www.salafiyunpad.wordpress.com
RUMUS PRAKTIS MUDAH MENGHAFAL AL QUR’AN (Buktikan !!)
Kami sampaikan rumus praktis bagi antum yang ber’azzam untuk dapat menyelesaikan hafalan Al Qur’an al Karim setelah mempelajari metode-metode sebagai bekal dalam meraih kemampuan untuk dapat menghafal Al-Qur‘ân secara baik. Semoga bermanfaat!
RUMUS PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN
Jumlah Hafalan / Hari
|
PREDIKSI SELESAI TAHFIZH AL QUR’AN
|
||
TAHUN
|
BULAN
|
HARI
|
|
1 ayat
|
17
|
7
|
9
|
2 ayat
|
8
|
9
|
18
|
3 ayat
|
5
|
10
|
13
|
4 ayat
|
4
|
4
|
24
|
5 ayat
|
3
|
6
|
7
|
6 ayat
|
2
|
11
|
4
|
7 ayat
|
2
|
6
|
3
|
8 ayat
|
2
|
2
|
12
|
9 ayat
|
1
|
11
|
12
|
10 ayat
|
1
|
9
|
3
|
11 ayat
|
1
|
7
|
6
|
12 ayat
|
1
|
5
|
15
|
13 ayat
|
1
|
4
|
6
|
14 ayat
|
1
|
3
|
-
|
15 ayat
|
1
|
2
|
1
|
16 ayat
|
1
|
1
|
6
|
17 ayat
|
1
|
-
|
10
|
18 ayat
|
-
|
11
|
19
|
19 ayat
|
-
|
11
|
1
|
½ lembar
|
3
|
4
|
24
|
1 lembar
|
-
|
10
|
6
|
Artikel oleh http://salafiyunpad.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)